Oleh : M. Maswadi
Materi 1 [Makna Taqwa dalam Kehidupan
Sehari-Hari]
الْحَمْدُ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ
شُرُورٍ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَاشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِك عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى الهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينَ
وَامَّا
بَعْدُ فَيَاعِبَادَ الله أَوْصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُسْلِمُونَ
Kaum muslimin rahimakumullah.
Marilah kita
memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya
kita dapat berkumpul disini menunaikan solat berjamah
Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia.
Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan
sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.
Maassyirol
Muslimin sidang Jumat yang dirahmati Allah swt.
Hari ini, kita
berkumpul di Rumah Allah, Masjid yang diberkahi ini, untuk menyadari sekali
lagi betapa kecil dan lemahnya kita di
hadapan Allah. Seringkali perhatian kita teralihkan oleh hal-hal duniawi dan
hiruk pikuk kehidupan yang tiada henti. Namun di saat-saat seperti ini, kita
dipanggil untuk berhenti sejenak dan
bertanya pada diri sendiri seberapa jauh kita benar-benar bertaqwa?.
Sejauh mana kita benar-benar membina hubungan
dengan Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?
Taqwa saudara
rahimakumullah, adalah kata-kata yang mungkin sudah sering kita dengar. Namun
pernahkah kita memikirkan maknanya? Bahwa taqwa bukan sekedar ritual ibadah
yang dilakukan di masjid, bukan sekedar kewajiban yang harus dipenuhi,
melainkan sebuah kalbu yang harus dijalani dalam setiap momen kehidupan kita.
Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an,
…….. إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ
أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣
“ Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS.
Al-Hujurat: 13)
Apa arti ini
bagi kita, saudara-saudaraku? Bukankah Allah sedang menunjukkan jalan kemuliaan
yang sebenarnya? Bukan harta, bukan jabatan, bukan ketenaran, yang membuat
kita mulia, melainkan taqwa. Taqwa adalah kesadaran yang mendalam bahwa
setiap langkah kita, setiap kata yang kita ucapkan, setiap niat yang ada dalam
hati kita, selalu diawasi oleh Allah. Bahwa kita akan diminta
pertanggungjawaban atas setiap perbuatan kita, bahkan yang terkecil sekalipun.
Maassyirol
Muslimin sidang Jumat yang dirahmati Allah swt.
Taqwa bukan
hanya tentang shalat yang kita tunaikan, atau puasa yang kita lakukan, atau
zakat yang kita keluarkan. Taqwa itu hidup dalam tindakan kita
sehari-hari. Taqwa itu bagaimana kita berbicara, apakah kata-kata kita
menyakiti hati orang lain atau menguatkan mereka? Apakah lisan kita digunakan
untuk menebar kedamaian atau justru kebencian? Rasulullah SAW mengingatkan
kita,
مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
"Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang
baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Saudaraku,
lisan ini bisa menjadi penentu akhirat kita.
Maka, apakah kita bertaqwa dengan menjaga lisan kita?
Taqwa juga
hadir dalam bekerja. Dalam setiap pekerjaan yang kita
lakukan, apakah kita melakukannya dengan penuh kejujuran? Apakah kita berusaha
memberikan yang terbaik untuk orang lain, bukan untuk sekadar mengejar dunia? Taqwa
itu amanah. Ketika kita diberi tanggung jawab, kita akan selalu merasa
bahwa Allah melihat kita, dan bahwa apa yang kita lakukan adalah ibadah.
Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَىٰ
"Sesungguhnya
setiap amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa
yang ia niatkan." (HR. Bukhari
dan Muslim)
Taqwa itu hadir
dalam setiap niat yang kita tanamkan dalam hati. Jadi, marilah kita bertanya pada diri kita sendiri, Apakah niat
kita dalam setiap pekerjaan benar-benar untuk meraih ridha Allah?
Taqwa juga
hadir dalam hubungan kita dengan sesama. Bagaimana kita memperlakukan orang
lain? Apakah kita saling membantu, saling menguatkan, atau justru saling
menjatuhkan? Allah berfirman,
….. وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ
وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ ……..٢
“…..Dan
tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam dosa dan permusuhan….." (QS.
Al-Ma’idah: 2)
Saudaraku, taqwa adalah bagaimana kita menjaga hubungan dengan orang lain.
Jika kita bertaqwa, kita akan merasa bahwa setiap interaksi kita adalah
kesempatan untuk menebarkan kebaikan dan cinta. Tidak ada ruang bagi
permusuhan, kebencian, atau prasangka buruk.
Maassyirol
Muslimin sidang Jumat yang dirahmati Allah swt.
Ketika kita
bertaqwa, kita tidak hanya menjaga hubungan kita dengan Allah, tetapi kita juga
menjaga kedamaian dalam hati kita. Taqwa membawa ketenangan. Saat kita
merasa dekat dengan Allah, kita tidak takut, tidak gelisah, karena kita yakin
bahwa setiap langkah kita adalah jalan yang Allah ridhoi. Kita merasa tenang
meskipun dunia ini penuh dengan cobaan dan kesulitan.
Taqwa adalah
jalan menuju kebahagiaan. Bukan
kebahagiaan duniawi yang sementara, tetapi kebahagiaan yang abadi di sisi
Allah. Kebahagiaan yang hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang memiliki
hati yang penuh dengan iman dan takwa.
Marilah kita
bersama-sama berusaha untuk menjadi hamba yang bertaqwa. Setiap hari adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, untuk
menjadi lebih baik dari hari kemarin, untuk mendekatkan diri kita kepada Allah.
Tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada-Nya. Allah Maha Pengampun, dan
pintu taubat-Nya selalu terbuka.
Mari kita
berdoa kepada Allah agar Dia memberikan kekuatan kepada kita untuk terus
berjalan di jalan taqwa, agar kita selalu diberikan petunjuk-Nya, dan agar
hidup kita diberkahi, baik di dunia maupun di akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ,
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ






0 comments:
Posting Komentar