Wikipedia

Hasil penelusuran

Khutbah Jumat Materi 1

 

Oleh : M. Maswadi

Materi 1   [Makna Taqwa dalam Kehidupan Sehari-Hari]


الْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورٍ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَاشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِك عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينَ

وَامَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ الله أَوْصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ. أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُسْلِمُونَ


Kaum muslimin rahimakumullah.

Marilah kita memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan solat berjamah

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.

Maassyirol Muslimin sidang Jumat yang dirahmati Allah swt.

Hari ini, kita berkumpul di Rumah Allah, Masjid yang diberkahi ini, untuk menyadari sekali lagi betapa  kecil dan lemahnya kita di hadapan Allah. Seringkali perhatian kita teralihkan oleh hal-hal duniawi dan hiruk pikuk kehidupan yang tiada henti. Namun di saat-saat seperti ini, kita dipanggil untuk berhenti sejenak dan  bertanya pada diri sendiri seberapa jauh kita benar-benar bertaqwa?. Sejauh mana kita benar-benar membina hubungan  dengan Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?

Taqwa saudara rahimakumullah, adalah kata-kata yang mungkin sudah sering kita dengar. Namun pernahkah kita memikirkan maknanya? Bahwa taqwa bukan sekedar ritual ibadah yang dilakukan di masjid, bukan sekedar kewajiban yang harus dipenuhi, melainkan sebuah kalbu yang harus dijalani dalam setiap momen kehidupan kita.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an,

…….. إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣

“ Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al-Hujurat: 13)

Apa arti ini bagi kita, saudara-saudaraku? Bukankah Allah sedang menunjukkan jalan kemuliaan yang sebenarnya? Bukan harta, bukan jabatan, bukan ketenaran, yang membuat kita mulia, melainkan taqwa. Taqwa adalah kesadaran yang mendalam bahwa setiap langkah kita, setiap kata yang kita ucapkan, setiap niat yang ada dalam hati kita, selalu diawasi oleh Allah. Bahwa kita akan diminta pertanggungjawaban atas setiap perbuatan kita, bahkan yang terkecil sekalipun.

Maassyirol Muslimin sidang Jumat yang dirahmati Allah swt.

Taqwa bukan hanya tentang shalat yang kita tunaikan, atau puasa yang kita lakukan, atau zakat yang kita keluarkan. Taqwa itu hidup dalam tindakan kita sehari-hari. Taqwa itu bagaimana kita berbicara, apakah kata-kata kita menyakiti hati orang lain atau menguatkan mereka? Apakah lisan kita digunakan untuk menebar kedamaian atau justru kebencian? Rasulullah SAW mengingatkan kita,

مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Saudaraku, lisan ini bisa menjadi penentu akhirat kita. Maka, apakah kita bertaqwa dengan menjaga lisan kita?

Taqwa juga hadir dalam bekerja. Dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan, apakah kita melakukannya dengan penuh kejujuran? Apakah kita berusaha memberikan yang terbaik untuk orang lain, bukan untuk sekadar mengejar dunia? Taqwa itu amanah. Ketika kita diberi tanggung jawab, kita akan selalu merasa bahwa Allah melihat kita, dan bahwa apa yang kita lakukan adalah ibadah. Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَىٰ

"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Taqwa itu hadir dalam setiap niat yang kita tanamkan dalam hati. Jadi, marilah kita bertanya pada diri kita sendiri, Apakah niat kita dalam setiap pekerjaan benar-benar untuk meraih ridha Allah?

Taqwa juga hadir dalam hubungan kita dengan sesama. Bagaimana kita memperlakukan orang lain? Apakah kita saling membantu, saling menguatkan, atau justru saling menjatuhkan? Allah berfirman,

….. وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ ……..٢

“…..Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan….." (QS. Al-Ma’idah: 2)


Saudaraku, taqwa adalah bagaimana kita menjaga hubungan dengan orang lain. Jika kita bertaqwa, kita akan merasa bahwa setiap interaksi kita adalah kesempatan untuk menebarkan kebaikan dan cinta. Tidak ada ruang bagi permusuhan, kebencian, atau prasangka buruk.

Maassyirol Muslimin sidang Jumat yang dirahmati Allah swt.

Ketika kita bertaqwa, kita tidak hanya menjaga hubungan kita dengan Allah, tetapi kita juga menjaga kedamaian dalam hati kita. Taqwa membawa ketenangan. Saat kita merasa dekat dengan Allah, kita tidak takut, tidak gelisah, karena kita yakin bahwa setiap langkah kita adalah jalan yang Allah ridhoi. Kita merasa tenang meskipun dunia ini penuh dengan cobaan dan kesulitan.

Taqwa adalah jalan menuju kebahagiaan. Bukan kebahagiaan duniawi yang sementara, tetapi kebahagiaan yang abadi di sisi Allah. Kebahagiaan yang hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang memiliki hati yang penuh dengan iman dan takwa.

Marilah kita bersama-sama berusaha untuk menjadi hamba yang bertaqwa. Setiap hari adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin, untuk mendekatkan diri kita kepada Allah. Tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada-Nya. Allah Maha Pengampun, dan pintu taubat-Nya selalu terbuka.

Mari kita berdoa kepada Allah agar Dia memberikan kekuatan kepada kita untuk terus berjalan di jalan taqwa, agar kita selalu diberikan petunjuk-Nya, dan agar hidup kita diberkahi, baik di dunia maupun di akhirat.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,

وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ,

وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

0 comments:

Posting Komentar